Mengunjungi Museum Haramain, Pengingat Sejarah Dua Masjid Mulia

By Admin

nusakini.com--Di sela padatnya tugas peliputan musim haji tahun ini, tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah mengunjungi Museum Haramain, Selasa (04/09). Agenda ini difasilitasi Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang dinakhodai Subkhan Cholid. 

Banyak informasi terkait dua masjid haram yakni Masjid Al Haram di Makkah dan Masjid Al Nabawi di Madinah yang didapat dari museum yang terletak di perbukitan Ummul Joud, Makkah ini. Kawasan ini terletak di tengah antara Hudaibiyah dan kota Makkah. Jadi biasanya jemaah setelah ambil miqat untuk umrah sunnah di Hudaibiyah, mereka akan mampir di museum ini. 

Museum yang dibangun Raja Fahd bin Abdul Aziz ini juga dikenal dengan sebutan Exibition Two Holy Mosque Architecture. Mengunjungi museum ini berarti kita mempelajari kilasan peristiwa dan sejarah dua masjid mulia umat Islam. 

Museum terdiri dari 7 (tujuh) bagian. Tiga yang pertama adalah foto dan model bangunan dua masjid suci; kekhasan dan keterangan terkait Masjidil Haram; serta tentang Ka’bah dan segala yang terkait seperti kiswah (penutup), pintu lama dan segala perniknya. 

Kemudian foto-foto dua masjid berikut dengan detail interior dan eksterior dua masjid yang menawan; manuskrip kuno yang dimiliki perpustakaan keduanya termasuk salinan al-Qur’an mushaf Usman bin Affan. Juga ada keterangan terkait pembangunan sumur zamzam berikut foto dan alat pemompa air zamzam; dan yang terakhir, museum ini menyajikan model dan contoh arsitektur Masjid Nabawi dilengkapi koleksi foto yang ada. 

Cukup banyak jemaah Indonesia yang menyempatkan diri mengunjungi museum. Aya Suraya dan Ahmad Rofiq, pasutri asal kloter JKG-057 misalnya, mengungkapkan kekaguman dengan aneka informasi yang disuguhkan. “Bagus sekali, komplet isinya,” kata mereka. Ada lagi jemaah dari kloter UPG-47, berjumlah 55 orang mereka mendatangi museum usai miqat umrah sunnah di Hudaibiyah. “Penasaran, katanya bagus,” kata salah seorang jemaah saat ditemui di pintu masuk. 

Tak hanya jemaah asal Indonesia, berdasar pantauan di lapangan, jemaah dari negara lain yang ramai mengunjungi museum berasal dari Malaysia, India, Pakistan dan Bangladesh serta negara-negara Asia lainnya. Untuk masuk ke museum tidak dikenakan biaya alias cuma-cuma.(p/ab)